Cinta.
Kata sederhana dengan
seribu bahkan lebih pengertian terkandung di dalamnya. Lalu, bagaimana kah arti
cinta yang sesungguhnya itu? Apakah sama artinya dengan kata suka maupun
sayang? Bagaimanakah rasa cinta yang sesungguhnya? Semanis gula ataukah sepahit
obat cinta itu? Apakah benar dengan kata-kata, cinta dapat mengungkapkan maksud
hati yang sesungguhnya?
Cinta
memang lah sebuah keajaiban nyata yang dirasakan tiap manusia. Terkadang cinta
menghadirkan rasa semanis gula tetapi pada saat yang sama cinta juga
menghadirkan rasa pahit layaknya obat.
Dan setiap perjalanan cinta akan terukir berbagai kisah yang melibatkan
hati dan perasaan dan terkadang meninggalkan logika yang seringkali membawakan
kebahagiaan yang amat sangat dengan senyum dan tawa yang mendampingi dan juga
kerap kali meninggalkan rasa sakit yang tak tertahan dan air mata yang berjalan
disampingnya.
Semua
orang mempunyai cinta mereka masing-masing. Ada yang bahagia dan ada juga yang
terluka. Mereka terus mengukirnya dalam setiap perjalanan mereka bersama waktu.
Setiap manusia memang diciptakan memiliki pasangannya masing-masing seperti
halnya yang sudah dijanjikan Allah bahwa manusia memiliki jodoh yang sudah Dia
atur bahkan sebelum kita sempat melihat dunia. Lalu, apakah ini juga disebut
cinta jika mencintai seseorang yang sudah memiliki pasangan? Apakah juga cinta
jika menghadirkan lebih banyak air mata daripada tawa? Tahukah? Hal yang paling
menyakitkan adalah ketika melihat orang yang dicintai justru mencintai orang
lain meskipun ia sadar akan perasaan kita dan malah membuat kita semakin
mencintainya.
Itu
lah yang kini tengah dirasakan cewek berdarah blasteran jawa-ngapak ini.
Mencintai orang yang sudah memilliki pasangan atau yang biasa disebut sebagai
pacar. Mungkin lebih nyaman jika menyebutnya menyayangi karena sesungguhnya
gadis ini tidak benar-benar mengerti arti cinta sesungguhnya. Gadis ini, bernama Vinca yang bernama lengkap
Vinca Ardiana. Seorang gadis berumur 16 tahunan yang masih duduk dibangku kelas
XI SMA.
Aku sayang kamu, kamu tau?
“Vin,
imtaq.Udah masuk tuh pengawasnya” ucap Rina sambil membuka Al-quran kecil
berwarna putih sambil membalik-balikkan halamannya mencari ayat yang akan
dibaca.
“Iya”
balas Vinca. “tapi...” tambah Vinca dengan setengah berbisik.
“Pasti
dia lagi, aduh Vinca. Udah deh pasti telat kayak biasa”
“Iya
sih. Tau banget sih yang aku pikirin. Kamu keturunan dukun ya?”
“Kok
kamu tau Vin? Hehehe, gimana enggak tau, bahasan tiap hari ya dia terus. Emang
benerkan?”
“Hehehe,
iya sih”
“Sst
diem, imtaq imtaq” suara Nia menghentikan obrolan Vinca dan Rina.
“Iya
Bos Nia” balas Vinca sambil tertawa geli.
Sudah
menjadi kebiasaan di sekolah Vinca untuk imtaq 15 menit sebelum pelajaran
dengan diawas 2 atau 3 orang pengawas dari rohis. Imtaq pun berjalan khidmat namun seusai imtaq
selesai dan Vinca baru saja memasukkan Al-quran kecilnya di dalam laci
tiba-tiba seorang cowok dengan tas dipunggungnya dan jaket yang menggantung di
lengannya berjalan menuju pojok kanan kelas. Mata Vinca berjalan mengikuti cowok
itu dan sudut bibir Vinca pun mulai terangkat.
Rio.
Nama
cowok yang sudah menyedot perhatian Vinca lebih dari 6 bulan belakangan ini.
Dengan rambut yang terpotong pendek dan terlihat rapi serta kulitnya yang
terlihat bersih disertai pakaiannya yang selalu rapi membuat Vinca tidak bisa
mengalihkan perhatiannya dari cowok ini ditambah lagi dengan senyum yang
menurut Vinca sangat manis dikarenakan saat tersenyum maka matanya yang sipit akan terlihat seperti
garis yang sedikit melengkung. Ramadhan Rio Rivai itu lah nama lengkapnya. Namun
sepertinya Rio tidak menyadari perasaan Vinca yang sesungguhnya atau lebih
tepatnya berpura-pura tidak tahu dikarena kan ia sudah mempunyai gadis lain
yang menempati hatinya.
“Heh,
udah kali ngeliatin nya” ujar Rina seraya memukul pundak Vinca ringan.
“Hehehe
iya deh, tapi masih pengen liat Rin” balas Vinca sambil cengengesan.
“ Dasar!
Inget Rio udah punya cewek” Rina mengingatkan sahabatnya itu.
“Iya,
aku inget kok” senyum yang tadi menghiasi wajah Vinca hilang dalam sekejap.
“Sudah,
Itu Ibu Reni udah dateng” ujar Rina melihat perubahan eksperi wajah Vinca bermaksud berusaha mengalihkan perhatiannya.
“Heem”balas
Vinca singkat.
“Udah
ya, smile dong Vinca” tambah Rina
berusaha mengembalikan senyum sahabatnya itu.
“Ini
udah dari tadi smile kali” balas
Vinca seraya menunjukkan senyumnya dengan kedua jari telunjuk menyentuh kedua
sisi pipinya.
Jauh
dalam hati Vinca terluka tiap kali mendengar tentang Rio yang sudah mempunyai
pacar. Tapi selalu saja lukanya itu mampu ia sembunyikan dan menggantikannya
dengan senyuman yang lekat di wajahnya meskipun terkadang hanya senyum palsu
semata. Kesedihannya sering kali memuncak dan ia tak bisa menahan air mata yang
begitu inginnya keluar dari sudut-sudut matanya.
